Amanat Presiden Soekarno kepada Pemuda Keturunan Arab

Saudara-saudara bangsa Indonesia toeroenan Arab!
Saja mengarti djiwa saudara-saudara, dan mengetahoei oesaha saudara-saudara sebagai poetera-poetera Indonesia.
Saudara-saudara mentjintai saja sebagai bapak. Saja poen mentjintai saudara-saudara sebagai anak-anakkoe, sebagaimana saja djoega mentjintai tiap-tiap poetera dan poeteri Indonesia.
Landjoetkanlah oesahamoe dengan seichlas-ichlasnja dan sedjoedjoer-djoedjoernja. Dan dengan djalan mendidik diri sendiri serta mendidik kalangan Arab seoemoemnja, soepaja dapat menjamboet masa perdjoangan baroe ini dengan sebaik-baiknja.

Dengan demikian, ajah-ajahmoe kelak nistjaja akan lebih mengarti akan djiwamoe, sehingga kamoe dan mereka sekalian akan dapat memberikan soembangan yang semoelia-moelianja oentoek Tanah Air, Bangsa dan Negara kita.
Saja membenarkan apa jang soedah dinjatakan oleh saudara A.R. Baswedan tempo hari, bahwa kamoelah sendiri jang haroes menentoekan pandangan hidoepmoe. Boekan orang dari loear! Salah benar, kalau nasibmoe kamoe pergantoengkan kepada toentoetan orang loear. Karena, kamoe sendirilah jang dapat mengarti perasaanmoe, djiwamoe, keboetoehanmoe, hari kemoedianmoe, dan hari kemoedian anak-tjoetjoemoe.
Dengan pertjaja pada dirimoe sendiri Insja Allah Toehan akan memberkati perdjoeanganmoe.
SOEKARNO
Djokjakarta, 29-3-1947
Abdul Rahman
Membaca sejarah Indonesia, ada peran keturunan Arab di Indonesia dalam perjuangan melawan Belanda maupun pada saat kemerdekaan. Ini suatu petunjuk bahwa keturunan arab secara langsung adalah ikut berjuang dan sebagian ada yang menjadi pahlawan nasional. Jadi perkataan Presiden soekarno tentang keturunan Arab menjadi buktinya. Selamat Hari Merdeka untuk Indonesia Tercinta.Merdeka. Merdeka. Merdeka.
Dedicated servers
Tiga bocah warga keturunan Arab tengah berangkat mengaji di kawasan kampung Arab, Ampel, Surabaya utara. Juru bicara BNPT, Irfan Idris juga meminta agar kaum ulama keturunan Arab memperkuat jaringan agar “kaum muda keturunan Arab tidak terbawa arus radikalisasi”.